Haji Bokir, seorang juragan tanah yang sangat kaya raya, sedang kritis di Rumah Sakit. Kuatir ayahnya sudah tak ada umur lagi, si Mastur (putra tunggalnya Haji Bokir) mengundang Ustadz Bolot untuk membimbing talkin Haji Bokir supaya ayahnya meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Ketika Ustadz Bolot mendekat, tiba-tiba nafasnya Haji Bokir tersengal-sengal, tapi tak bisa bicara. Tangannya bergerak-gerak seperti ingin menulis sesuatu.
Ustadz Bolot : "Tur, tolong lu ambilin pulpen ama kertas gih. Kayaknya babe lu pengen nulis surat wasiat."
Setelah menulis, Haji Bokir meninggal dunia. Dan dengan terburu-buru kertas itu dimasukkan Ustadz